Jumat, 12 November 2010

apa itu HIV-AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.[4] Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.[5] Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.[6]
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).

Penyebab

IDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu. Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.[25] Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.[26][27] Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.[25][28][29] Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. [30] HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula.[31][32][33] Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.




Penularan seksual
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif.[34] Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.[35]
Penyakit menular seksual meningkatkan risiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofaga) pada semen dan sekresi vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar risiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofaga.[36]
Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban virus plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV.[36][37] Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual.[38][39] Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih mematikan.

Kontaminasi patogen melalui darah

Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C. Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat Cina, dan Eropa Timur. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi risiko itu.[40] Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi. WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman.[41] Oleh sebab itu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum dalam masalah ini, mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan HIV melalui fasilitas kesehatan.[42]
Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju. Di negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun demikian, menurut WHO, mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan "antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi darah yang terinfeksi"

Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.[59]


Penanganan

Sampai saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak dengan virus atau, jika gagal, perawatan antiretrovirus secara langsung setelah kontak dengan virus secara signifikan, disebut post-exposure prophylaxis (PEP).[40] PEP memiliki jadwal empat minggu takaran yang menuntut banyak waktu. PEP juga memiliki efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare, tidak enak badan, mual, dan lelah.[71]

Terapi antivirus

Penanganan infeksi HIV terkini adalah terapi antiretrovirus yang sangat aktif (highly active antiretroviral therapy, disingkat HAART).[72] Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya HAART yang menggunakan protease inhibitor.[6] Pilihan terbaik HAART saat ini, berupa kombinasi dari setidaknya tiga obat (disebut "koktail) yang terdiri dari paling sedikit dua macam (atau "kelas") bahan antiretrovirus. Kombinasi yang umum digunakan adalah nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor (atau NRTI) dengan protease inhibitor, atau dengan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Karena penyakit HIV lebih cepat perkembangannya pada anak-anak daripada pada orang dewasa, maka rekomendasi perawatannya pun lebih agresif untuk anak-anak daripada untuk orang dewasa.[73] Di negara-negara berkembang yang menyediakan perawatan HAART, seorang dokter akan mempertimbangkan kuantitas beban virus, kecepatan berkurangnya CD4, serta kesiapan mental pasien, saat memilih waktu memulai perawatan awal.[74]
Perawatan HAART memungkinkan stabilnya gejala dan viremia (banyaknya jumlah virus dalam darah) pada pasien, tetapi ia tidak menyembuhkannya dari HIV ataupun menghilangkan gejalanya. HIV-1 dalam tingkat yang tinggi sering resisten terhadap HAART dan gejalanya kembali setelah perawatan dihentikan.[75][76] Lagi pula, dibutuhkan waktu lebih dari seumur hidup seseorang untuk membersihkan infeksi HIV dengan menggunakan HAART.[77] Meskipun demikian, banyak pengidap HIV mengalami perbaikan yang hebat pada kesehatan umum dan kualitas hidup mereka, sehingga terjadi adanya penurunan drastis atas tingkat kesakitan (morbiditas) dan tingkat kematian (mortalitas) karena HIV.[78][79][80] Tanpa perawatan HAART, berubahnya infeksi HIV menjadi AIDS terjadi dengan kecepatan rata-rata (median) antara sembilan sampai sepuluh tahun, dan selanjutnya waktu bertahan setelah terjangkit AIDS hanyalah 9.2 bulan.[25] Penerapan HAART dianggap meningkatkan waktu bertahan pasien selama 4 sampai 12 tahun.[81][82] Bagi beberapa pasien lainnya, yang jumlahnya mungkin lebih dari lima puluh persen, perawatan HAART memberikan hasil jauh dari optimal. Hal ini karena adanya efek samping/dampak pengobatan tidak bisa ditolerir, terapi antiretrovirus sebelumnya yang tidak efektif, dan infeksi HIV tertentu yang resisten obat. Ketidaktaatan dan ketidakteraturan dalam menerapkan terapi antiretrovirus adalah alasan utama mengapa kebanyakan individu gagal memperoleh manfaat dari penerapan HAART.[83] Terdapat bermacam-macam alasan atas sikap tidak taat dan tidak teratur untuk penerapan HAART tersebut. Isyu-isyu psikososial yang utama ialah kurangnya akses atas fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan sosial, penyakit kejiwaan, serta penyalahgunaan obat. Perawatan HAART juga kompleks, karena adanya beragam kombinasi jumlah pil, frekuensi dosis, pembatasan makan, dan lain-lain yang harus dijalankan secara rutin .[84][85][86] Berbagai efek samping yang juga menimbulkan keengganan untuk teratur dalam penerapan HAART, antara lain lipodistrofi, dislipidaemia, penolakan insulin, peningkatan risiko sistem kardiovaskular, dan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.[87][88]
Obat anti-retrovirus berharga mahal, dan mayoritas individu terinfeksi di dunia tidaklah memiliki akses terhadap pengobatan dan perawatan untuk HIV dan AIDS tersebut.[89]

Penanganan eksperimental dan saran

Telah terdapat pendapat bahwa hanya vaksin lah yang sesuai untuk menahan epidemik global (pandemik) karena biaya vaksin lebih murah dari biaya pengobatan lainnya, sehingga negara-negara berkembang mampu mengadakannya dan pasien tidak membutuhkan perawatan harian.[89] Namun setelah lebih dari 20 tahun penelitian, HIV-1 tetap merupakan target yang sulit bagi vaksin.[89]
Beragam penelitian untuk meningkatkan perawatan termasuk usaha mengurangi efek samping obat, penyederhanaan kombinasi obat-obatan untuk memudahkan pemakaian, dan penentuan urutan kombinasi pengobatan terbaik untuk menghadapi adanya resistensi obat. Beberapa penelitian menunjukan bahwa langkah-langkah pencegahan infeksi oportunistik dapat menjadi bermanfaat ketika menangani pasien dengan infeksi HIV atau AIDS. Vaksinasi atas hepatitis A dan B disarankan untuk pasien yang belum terinfeksi virus ini dan dalam berisiko terinfeksi.[90] Pasien yang mengalami penekanan daya tahan tubuh yang besar juga disarankan mendapatkan terapi pencegahan (propilaktik) untuk pneumonia pneumosistis, demikian juga pasien toksoplasmosis dan kriptokokus meningitis yang akan banyak pula mendapatkan manfaat dari terapi propilaktik tersebut.[71]

Pengobatan alternatif

Berbagai bentuk pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala atau mengubah arah perkembangan penyakit.[91] Akupunktur telah digunakan untuk mengatasi beberapa gejala, misalnya kelainan syaraf tepi (peripheral neuropathy) seperti kaki kram, kesemutan atau nyeri; namun tidak menyembuhkan infeksi HIV.[92] Tes-tes uji acak klinis terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti bahwa tanaman-tanaman obat tersebut memiliki dampak pada perkembangan penyakit ini, tetapi malah kemungkinan memberi beragam efek samping negatif yang serius.[93]
Beberapa data memperlihatkan bahwa suplemen multivitamin dan mineral kemungkinan mengurangi perkembangan penyakit HIV pada orang dewasa, meskipun tidak ada bukti yang menyakinkan bahwa tingkat kematian (mortalitas) akan berkurang pada orang-orang yang memiliki status nutrisi yang baik.[94] Suplemen vitamin A pada anak-anak kemungkinan juga memiliki beberapa manfaat.[94] Pemakaian selenium dengan dosis rutin harian dapat menurunkan beban tekanan virus HIV melalui terjadinya peningkatan pada jumlah CD4. Selenium dapat digunakan sebagai terapi pendamping terhadap berbagai penanganan antivirus yang standar, tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas.[95]
Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa terapi pengobatan alteratif memiliki hanya sedikit efek terhadap mortalitas dan morbiditas penyakit ini, namun dapat meningkatkan kualitas hidup individu yang mengidap AIDS. Manfaat-manfaat psikologis dari beragam terapi alternatif tersebut sesungguhnya adalah manfaat paling penting dari pemakaiannya.[96]
Namun oleh penelitian yang mengungkapkan adanya simtoma hipotiroksinemia pada penderita AIDS yang terjangkit virus HIV-1, beberapa pakar menyarankan terapi dengan asupan hormon tiroksin.[97] Hormon tiroksin dikenal dapat meningkatkan laju metabolisme basal sel eukariota[98] dan memperbaiki gradien pH pada mitokondria.

kejolak timur tengah

Belum usai, barangkali ungkapan ini yang tepat kita berikan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di Irak, Afganistan, dan belahan wilayah lain yang sedang dirundung konflik.
Perang yang dikobarkan Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya pascaruntuhnya menara kembar WTC yang menjadi lambang kekuatan ekonomi AS, ternyata menjadi bumerang bagi AS sendiri. Perang yang dianggap selesai oleh Presiden Bush ketika itu, malah menjadi perang tanpa akhir.

Hal ini pernah disindir oleh kongres dan anggota parlemen dari Partai Demokrat bahwa perang yang dikobarkan oleh Presiden George Walker Bush sebagai perang melawan teror tanpa batas, telah menjadi perang yang panjang dan berlarut-larut tanpa ada yang tahu kapan berakhirnya. Mereka menambahkan, perang ini malah menambah daftar korban bagi tentara-tentara mereka.
Belum lama ini, Bush juga meminta kongres untuk menambahkan anggaran dana perang sampai tahun 2008. Sedangkan dari dalam negeri sendiri ribuan rakyat Amerika melakukan demontrasi untuk meminta penarikan mundur pasukan mereka dari Irak dan menghentikan perang dengan segera. Melihat banyaknya tekanan dari berbagai pihak, Bush mulai mengeluarkan perintah penarikan mundur 21 ribu tentaranya dari Irak (harian Al Ahram).
Perlu diketahui, saat ini ada sekitar 150 ribu pasukan AS masih berada di sana. Dengan demikian masih sekitar 129 ribu tentara AS yang tetap berada di Irak. Lebih lanjut Bush mengatakan bahwa ia tidak akan menarik seluruh pasukannya karena ada beberapa kepentingan. Jika seluruh pasukan ditarik mundur, maka ini akan memberikan kesempatan masuk bagi Iran yang dianggap sebagai poros kejahatan bersama Korea Utara dan Irak, pra-runtuhnya kekuasaan Saddam Husein.
Ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan para pengambil kebijakan di Gedung Putih. Di antaranya mengenai biaya perang yang akan ditanggung AS jika tidak segera mengakhiri perang ini. Laporan dari majalah Al Mokhtar Al Islami menyebutkan bahwa biaya perang yang ditanggung AS sejak awal meletusnya perang pada tahun 2003, adalah 1 trilun dolar AS sampai 2 triliun dolar AS. Jumlah yang tidak sedikit. Angka itu belum termasuk biaya perang di Afganistan yang akhir-akhir ini mendapat perlawanan sengit dari sisa-sisa kekuatan Thaliban.
Angka tersebut terus bertambah jika perang semakin lama. Selain itu, jumlah korban jiwa dari pihak tentara sampai saat ini hampir menembus angka 4 ribu orang. Itu merupakan catatan resmi Pentagon. Angka korban jiwa juga akan terus bertambah mengingat perlawanan yang diberikan rakyat Irak dan para mujahidin semakin kuat. Tercatat hampir tiap hari ada korban jatuh dari pihak Amerika. Kemudian sikap anti-AS semakin luas di seluruh wilayah Timur Tengah, mengingat sikap yang dijalankan Pentagon dan Gedung Putih selama ini. Peran ganda yang dimainkan AS terhadap kasus Israel-Palestina ternyata menambah rasa benci rakyat kepada AS.
Tidak hanya sampai di situ, kini AS mulai membidik Iran dengan kasus nuklirnya. Lagi-lagi peran ganda yang dimainkan AS membuat rakyat dunia muak dengan kebijakan yang diambil Presiden Bush. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Israel satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir. Salah satu perkerja di pabrik nuklir Israel yang kini melarikan diri, melihat bahwa apa yang selama ini dikerjakan membahayakan dunia. Ia menyebutkan, saat ini Israel sudah memiliki sekitar 100 atau 200 hulu ledak nuklir. Luar biasa.
Di samping itu, Israel sampai saat ini tidak mau menandatangani Traktat Non-proliferasi Nuklir (NPT) dan tidak mengizinkan badan atom dunia, IAEA, untuk menginspeksi aktivitas nuklirnya. Dari fakta ini terlihat, AS masih membiarkan Israel tanpa ada aksi apa-apa. Dan inilah yang menjadikan rakyat dunia paham bahwa apa yang dijalankan pemerintah AS terhadap negara-negara Timur Tengah merupakan standar ganda.
Risiko menyerang Iran
Kalaupun AS benar-benar menyerang Iran, ini merupakan petaka bagi negeri tersebut. Iran berbeda dengar Irak yang kondisinya sudah sangat lemah akibat embargo dunia internasional ditambah dengan perang pada periode 1980-1988 (perang Irak-Iran), kemudian pada tahun 1991 akibat invansi ke kuwait memaksa Irak harus berhadapan dengan pasukan multinasional. Semua itu telah menghancurkan ekonomi dan militer Irak. Dan serangan kecil-kecilan oleh sekutu pun terus berlangsung pascapenarikan mundur dari kuwait. Sampai tahun 2003 perang kembali meletus di Irak. Maka, wajar negara ini begitu mudah untuk ditaklukkan.
Iran bukanlah seperti Irak. Selesai perang delapan tahun dengan Irak, Iran mulai membangun dan merenovasi semua angkatan bersenjatanya. Tercatat beberapa kali Taheran melakukan uji coba rudal, baik rudal jarak dekat maupun jauh, yang mampu menjangkau Tel Aviv dan kepentingan Amerika di Timur Tengan. Ditambah dengan bantuan dan kerja sama denga Rusia dan Cina, menjadikan mereka sebagai rival baru bagi Zionis Israel. Kondisi politik dan ekonomi dalam negeri Iran yang baik, membuat negara tersebut menjadi kekuatan baru di Timur Tengah.
Sayap militer Hizbullah di Lebanon, merupakan sekutu dekat Iran. Dan ini memudahkan Iran menjangkau Israel jika mereka diserang. Suriah, tetangga Lebanon, tidak akan ambil sikap netral jika Iran digempur. Ini merupakan isyarat bahwa negeri yang dipimpin Basyar Asad itu akan berada di belakang Iran. Tidak hanya itu, Rusia dan Cina akhir-akhir ini juga menunjukkan sikap tegas dengan AS. Hal ini bisa dilihat ketika AS berencana membuat rudal pertahanan negara untuk menangkis serangan nuklir, Vladmir Putin membalasnya dengan pernyataan ‘Rusia tidak akan diam’.
Dengan demikian, jika negara yang dianggap sebagai polisi dunia ini jadi menyerang Iran, maka siap-siaplah akan menghadapi periode terburuk dalam sejarah AS setelah kekalahan mereka di Vietnam. Aksi anti-AS akan meluas di penjuru dunia. ‘Terorisme’ dalam kaca mata Bush akan semakin meningkat. Dan Timur Tengah akan menjadi lautan api yang besar.

tugas manajemen ke 3

_ jelaskan kisi kepemimpinan manajerial dari blake dan mooton ??

alah satu usaha yang terrenal dalam rangka mengidentifikasikan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam management ahíla managerial gris. Usaha ini dilakukan oleh Robert R. Blake dan Jane S. Mouton. Dalam pendekatan managerial grid ini, manager berhubungan dengan dua hal, yakni produksi di satu pihak dan orang-orang dipihak lain. Sebagaimana dikehendaki oleh Blake dan Mouton, managerial grids disini ditekankan bagaimana manager memikirkan mengenai produksi dan hubungan verja dengan manusianya.

Menurut Blake dan Mouton, ada empat gaya kepemimpinan yang dikelompokkan sebagai gaya yang ekstrim, sedangkan lainnya hanya satu gaya yang dikatakan ditengah-tengah gaya ekstrims tersebut. Gaya kepemimpinan dalam managerial gris itu antara lain sebagai berikut:

a. Gris 1. manager sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengan dirinya, dan produksinya yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalam menjalankan tugas manager dalam gris ini menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya mengkominikasikan informasi dari atasan lepada bawahan.

b. Gris 2. Manager mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan baik produksinya maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia mencoba merencanakan semua usaha-usahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Manager yang termasuk gris ini dapat dikatakan sebagai “manager tim” yang riel (the real team manager). Dia mampu untuk memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan kebutuhan=kebutuhan orang-orang di organisasinya.

c. Gris 3. Ini gaya kepemimpinan dari manager, ahíla mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Tetapi pemikirannya mengenai produksi rendah. Manager semacam ini sering dinamakan pemimpin club (the Country club management), Manajer ini berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bias bekerja rilek, bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak ada satu orang pun yangmau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi guna mencapai tujuan organisasi.

d. Grid 4. Ini kadangkala manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan tugas secara otokratis (autocratictask managers). Manager semacamini hanya maua memikirkan tentang usah peningkatan efisiensi pelaksanaan verja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.dan lebih dari itu gaya kepemimpinannya lebih menonjolkan otokratisnya.

e. Gris 5. Dalam hal ini manager mempunyai pemikiran yang médium baik pada produksi maupun pada orang-orang. Dia berusaha mencoba menciptakan danmembina moral orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang di pimpinnya, dan produksi dalam tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Dia tidak menciptakan target terlampau tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik hati mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.

kelima gris tersebut Amat bermanfaat untuk mengetahui dan mengenal macam-macam gaya kepemimpinan seorang manager.

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/ pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya / orang lain, agar bawahan/ orang lain tersebut mau melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/ pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan oleh pimpinan /pemimpin dalam mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkan.

tugas management umum

GENAP >>
jelaskan perbedaan antara managemen dan manger ??
jawab...
management adalah suatu fungsi untuk mencapai tujaun melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha usaha yang yang di lakukan individu untuk mencapai suatu tujuan ...
sedangkan  manager adalah orang atau seseorang yang harus mampu membuat orang-orang dalam organisasi yang berbagai karakteristik, latar belakang budaya, akan tetapi memiliki ciri yang sesuai dengan tujuan (goals) dan teknologi (technology).
Dan tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian.

kemacetan jakarta

JAKARTA--MI: Mengatasi masalah kemacetan jalanan di wilayah DKI Jakarta bukanlah perkara yang mudah. Diperlukan keseriusan dan komitmen dari berbagai pihak untuk bisa konsisten menjalankan segala peraturan yang ada agar kota Jakarta terbebas dari masalah yang biasa terjadi di kota-kota besar tersebut.

Salah satu pihak yang bertanggung jawab mengatasi masalah kemacetan yaitu aparat kepolisian lalu lintas. Aktivitas warga dari pagi sampai dini hari membuat Jakarta seolah tidak pernah mati. Situasi jalanan macet yang hampir terjadi setiap hari seakan menjadi suatu hal yang biasa di kota Jakarta.

Situasi dan Kondisi ini pula yang menjadi perhatian Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya (PMJ) Kombes Condro Kirono. Mantan Dirlantas Polda Jatim itu mencoba mencari solusi untuk mengatasi masalah kesemrawutan lalu lintas Jakarta.

Permasalahan kemacetan di Jakarta ini harus diatasi dengan IT (teknologi). Kalau hanya penambahan jumlah pertambahan personel polisi, tidak akan bisa, ujar Condro dalam situs Traffic Management Center (TMC) Ditlantas PMJ, Minggu (9/11).

TMC adalah salah satu teknologi yang di miliki Ditlantas PMJ dalam mengawasi dan mengatur lalu lintas di Jakarta. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki TMC diantaranya adalah GPS (Global Positioning System) yang digunakan untuk melakukan pemantauan kendaraan petugas di lapangan.

GIS (Global Information Sistem) yaitu sebuah peta yang dapat menginformasikan lokasi kecelakaan , lokasi kemacetan serta sebab timbulnya kemacetan, jalur Bus way,Penempatan anggota di lapangan dan lain sebagainya.

Berikutnya adalah CCTV (Closed Circuit Television) yang berfungsi untuk memonitor dan memantau situasi lalu lintas terkini. SMS (Short Messaging Service) untuk menerima informasi dari masyarakat melalui layanan SMS 1717. Namun, terkadang fasilitas ini digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang menyesatkan. Contohnya adalah teror bom di Kedutaan Besar Australia dan Amerika beberapa waktu lalu.

Kemudian ada Internet Service (website) untuk memberikan berita seputar lalu lintas terkini, jadwal layanan SIM keliling dan informasi kegiatan masyarakat juga menerima informasi dari masyarakat melalui email, forum dan konsultasi. Selanjutnya, Identification Service seperti SIM, STNK, dan BPKB untuk mengidentifikasi kendaraan bermotor.

Traffic Accident Service (Pelayanan Informasi Laka Lantas) yang mencatat data kecelakaan di seluruh wilayah hukum PMJ. Law Enforcement Service atau Pelayanan Penegakkan Hukum. Dan yang terakhir adalah Call Centre untuk menerima informasi dari masyarakat melalui nomor telepon 021-5276001.

Condro Kirono mengatakan, pemecahan masalah lalu lintas itu juga tidak bisa dilakukan secara parsial. Seluruh pihak dan berkomitmen untuk mengatasi persoalan ini. Misalnya, Pemprov DKI Jakarta harus bekerja sama agar penataan kota ditertibkan. Dalam hal membangun tempat-tempat umum seperti mal di lokasi-lokasi yang bisa menimbulkan kemacetan harus diperhatikan.

tugas ke 2 management umum

1. apakah organisasi/ perusahaan perlu di buat rencana & sebutkan alasannya ?

jawab : perlu, karena apabila tidak ada rencana di dalam suatu perusahaan, perusahaan itu mungkin akan hancur karena tidak ada tujuan yang akan di capai oleh perusahaan tersebut.
hanaya dengan rencanalah perusahaan itu dapat maju dan menjadi sukses.



2. apa manfaat perencanaan bagi organisasi dan jelaskan bentuk-bentuk prencanaan ?

jawab : manfaatnya adalah apa yang akan kita tuju dengan menggunakan perencanaan mungkin kita akan menjadi lebih baik dan sukses.