REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menuduh negara Barat adalah dalang
dibalik serentetan kasus bom di Suriah dalam aksi perlawan 14 bulan
belakangan.
"Aksi teroris dipandu kecongkakan (global) dan musuh
negara bebas," kata Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Rahimi, seperti
dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA. Yang dimaksud Rahimi negara bebas adalah negara Barat.
Dua
ledakan di ibu kota Suriah, Damaskus, Kamis (10/5), menewaskan
sedikitnya 55 orang. "Bom tersebut dilancarkan untuk menghentikan proses
pembaruan demokratis Presiden Bashar al-Assad," kata Rahimi.
Stasiun
televisi pemerintah Suriah menayangkan gambar dua ledakan di permukiman
Qazzaz dan menuduh kelompok perlawanan, yang berusaha menggulingkan
pemerintah Presiden Bashar al-Assad, sebagai pelakunya. Pemerintah
Suriah dan oposisi saling tuding mengenai pelaku pemboman tersebut.
Hampir 400 orang cedera dalam aksi pemboman tersebut yang menyelimuti
gencatan senjata yang dilakukan PBB sejak 12 April lalu.
Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan tersebut, dan mendesak semua pihak agar berpegang pada rencana perdamaian itu.
Juru
bicara Kementerian Luar Negeri Iran, juga mengutuk pemboman tersebut.
Jubir Kemenlu Iran mengatakan, aksi serangan itu adalah reaksi atas
pemilihan anggota parlemen yang diselenggarakan rejim Bashar pada Senin
(7/5) dan ditolak oleh kelompok oposisi.
"Melakukan aksi
kekerasan semacam itu dan mengincar warga sipil Suriah mengungkapkan
strategi kelompok tersebut, yang menentang keinginan mayoritas, yang
memberi suara dalam pemilihan anggota parlemen," kata juru bicara Ramin
Mehmanparast.
Suriah adalah sekutu utama Republik Islam Iran di
Timur Tengah. Teheran telah menjanjikan dukungannya bagi Bashar, yang
menghadapi aksi perlawanan mematikan terhadap kekuasaannya sejak
pertengahan Maret 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar